SANDALKU RAIB
Rudi dan Andi adalah sahabat yang sangat dekat, kemanapun dan dimanapun
mereka selalu berdua. Seperti kata pepatah, dimana ada gula di situ pasti ada
semut, dimana ada Rudi disitu pasti ada Andi.
Suatu sore Andi curhat sama Rudi.
“Hari ini aku bener-bener kesal banget
Rud”, tutur Andi kepada Rudi.
“Emangnya kenapa And?”. Tanya Rudi kepada Andi.
Dengan sedikit menggerutu Andi menjawab pertanyaan Rudi, “Tadi siang aku
sholat jum'at berjama'ah di masjid Sabilul Khoir di sebelah rumahku. Aku berangkat
ke masjid memakai sandal yang baru kubeli di mall bareng kamu minggu lalu,
ta....”. Dia berhenti bicara karena terpotong omongan Rudi.
“Emang kenapa dengan sandalmu And?”, sahut Rudi karena merasa penasaran
dengan cerita Andi.
“Waktu aku mau pulang, sandal yang ku pakai waktu berangkat ke masjid itu
sudah raib entah kemana.
Setelah lama kucari, tetap gak ada, yach... akhirnya
kuputuskan untuk menunggu sampai semua jama'ah sholat jum'at pulang. Aku
berfikir mungkin sandalku tertukar sama sandal milik orang lain. Setelah
semuanya pulang, yang tersisa hanya tinggal sepasang sandal usang, dan yang
menyedihkan lagi salah satunya udah berlubang. Mau gimana lagi..., akhirnya
dengan terpaksa sandal itu ku pakai dan kubawa pulang, itung-itung dibanding
pulang gak pakai sandal”. Jawab Andi dengan muka agak kusut.
Sembari menahan tawa, Rudi bilang pada Andi, “Hmm... kalau gitu... minta
aja pertanggung jawaban sama pak ustadz yang tadi siang jadi khotib di masjid”.
Dengan sedikit bingung Andi bertanya pada Rudi, “kok bisa gitu Rud?”.
Sambil tertawa Rudi menjawab, “Disetiap khutbah sholat jum'at, pak ustadz
selalu menyerukan kepada para jama'ah untuk mengambil yang baik-baik dan
tinggalkan yang jelek-jelek. Mungkin orang yang mengambil sandalmu itu
mengikuti apa yang dikatakan pak ustadz”.
Mereka tertawa terbahak-bahak.
0 comments:
Post a Comment